Senin, 31 Oktober 2011

SAHABATKUUUUUUU U_U

akuuuuuu mau ngasih tauuuu adaaaa 2 orangg sahabtkuu dari au kecil lohhhh. merekaaaa sahabat sejatiku. namanyaaa Nurfadhilah Idhany*Hany dan Farah Nur Azizah*Farah. kita liattt yukkkk gmn sihhh sikap shbt2 kuuuu

1. Farah Nur Azizah

banyaaakkkkkkkkkkkkkkkk banget cowok yang naksir sama farah. farah ini anaknya pendiem dan super kualeeemmm. diaaa anak emassss kalo dulu dikelas. kalo satu kelas lagi pada musuhan, cuma dia doang yang ggak dimusuhin karena dia gak mihak siapa2. Farah ini anaknyaaa catikk loh. dia punya rambut hitam yang panjang dan lurus. dia juga punya kulit yangg coklat manis.  dia jugaa pinter. diaa peraih nem tertinggi di sekolahku loh. ckckckck hebatkan? Farah ini kalau kata anak cowok pnya sikap yang misterius ???? ga pernah ngomong sih kalau dikelas heheheheh

2. Nurfadhilah Idhany

nahhhh ini nih yang paling putih diantara kita bertiga. anaknyaaa kadang suka ngeyeelllllllll. dia punya muka yang merah merona*tapikadangsukaakukataingunungmeletushahahahaha rambutnya bergelombang kayak akuuuuu U_U dia punya bulu mata yang lentik loh *wow banyakk lohhh cowok yang suka sama diaaaaaaaaaaaaaaaaa.......... anaknyaaaaaaaaaaaaa juga kalemm. apalagi kalo udahdiribetin sama urusan cintaaaa. diantara kita bertiga akulah yang paling mengerti urusan cinta (sok tahuu banget yakkk hehehehhe)

Minggu, 30 Oktober 2011

sahabat-sahabatku

2AMN1PD

2A= Aufa dan Anti
2M= Muna dan Mira
2N= Naura dan Nabila
1P= Putri
1D= Danty

yap di masa sekolah SMP ku ini merekalah orang yang paling dekat denganku.

1. Safitri Damayanti *Anti

Dia sering dipanggil Anti. dia sangat suka warna ungu *ups........ anaknya baik, kalo ketawa kadang kayak mak kunti *maksudnya kuntil anak. dia anak tunggal. sekarang dia lagi suka sama seseorang. mau tahu? adaa dehhh hehehehehe aku sama Anti punya hoby yang sama, yaitu suka manjat pohon yang ada diparkiran. dia juga suka sama hewan kucing loh hihihihi U_U

2. Muna Galbia Maulida*Geby

dia sering dipanggil Geby mukanyaa............ putih and cina abisssssssssssss. pipinyaa super ngegemesin. mungkin isinya kapas semua yaaaa hehehehe. tembem banget sih. dia suka banget sama yang namanya Justin Bieber ckckckckck. kalo ada yang namanya kamera, jiwa narsisnya langsung keluar wkwkwkwkwk.

3. Sajida Khumaira *Mira

di antara kita ber-8 mira lah yang paling dewasa. kalo ada masalah pasti dia yang akan nasihatin kita =) tapi kadang omongannya pedassss kayak cabeeee. gak jarang ada diantara kita yang dibikin nangis sama Mira. contohnya; Aku, Putri, Anti. ckckckck. mira tuhh memiliki kulit yang coklat manis. di sekolah dia juga selalu juara umum. hebatya...... pinter bangettttttt hahahaha. dia penggemar komik conan loh

4. Naura Devi Salsabila *Caca

wesssssss yang satu ini hobynya adalah pacaran....... *ups hehehehhe nggak kok. dia tuh anaknya gampang banget yang namanya galau. aduhh jagan galau dong. anaknya moddy-an. kalok lagi jutek mukannya serem. tapi gini2 banyak banget cowok yang naksir dia ckckckck. caca anaknya tingggiiiiiiiiiiii paling tinggi diantara kita. tapi cuantik hehehehe.Caca suka banget sama teddy bear.

5. Nabila Utami Putri *Nabila

aduh yang satu ini umurnya labih muda satu tahun dari kita semua. sumpah ini mah kembarannya Geby, sama sama cinaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa dan putih. ditambah matanya kayak orang koreaaa sipit buanget. banyakk bangett cowok yang sukaaa sama nabila *kan Nabila uimut hehehehe.

6. Putri Nadila Amalia *Putri

nah Putri ini anak yanggggg paling baikk. enak diajak curhat dll. aku paling deket sama diaa. aku sama dia ultahnya cuma beda 3 hari loh hebatkan B) putri anak yang paling suka dikerjain. karena kepolosan dan kerendahan hatinya itu loh heheheheh. dijamin semua orang pasti nyaman kalok deket Putri. anaknya maniss lohhhhh =)

7. Danty Priastarini Sabar *Danty

anaknya gampang ngambek............ dia make kaca mata. rambutya palng pendek diantara kita semua. umrunya juga lebih muda satu tahun diantara kita. dia sering nangis loh temanteman. dia lagi suka sama temen cowok satu kelasnya, tetapi sayang sekali cintanya bertepuk sebelah tanganU_U sabar yaahh.

udah duluuu yaaaaaaaaaaaaaaaaa ini gambaran temen-temen deketku di SMP lohhh. kalo kalian mau kenal mereka lebih jauhh follow ajaaa

@aufamiladya
@nauradevi
@putrindl24
@munagmaulida
@dantypsbr
@sajidahmr
@nabilautami
@anti_safitri

Sabtu, 29 Oktober 2011

BAGAIKAN SEORANG PAHLAWAN KARYA AUFA MILADYA IZZAH

PART 3

Sekarang mereka berdua duduk di bangku kelas 3 SMP. Hubungan mereka berdua mulai merenggang. Tika sibuk belajar persiapan UASBN sedangkan Asya hanya diam seribu bahasa. Ternyata Tika mendapatkan biasiswa untuk bersekolah di SMA favorite di Jakarta. Tika berencana menerima beasiswa tersebut, tetapi dia memikirkan Asya jika sendirian di Bandung.
“ kamu… mau pergi ya?” Tanya Asya yang datang kebalkon.
“ iya.. Asya…. Tapi aku nggak mau meninggalkanmu sendiri di Bandung.” Jawab Tika dengan berat.
“ kamu jangan mengkhawatirkan aku. Maafkan aku, aku telah mengkhawatirkanmu. Aku sangat hancur setelah tahu aku cacat dan kehilang ibu. Aku nggak tahu harus ngapain. Sekarang aku sadar, aku nggak boleh hanya berdiam diri seperti ini. Aku harus melakukan kebaikan walaupun aku cacat. Kamu harus terima beasiswa itu. Disini, di Bandung, aku akan berusaha menggapai cita-citaku juga. Sekarang harapanku ingin selalu bersama saudaraku. Aku ingin kau menjadi dokter seperti harapanmu. “ Kata Asya
Rounded Rectangle: Jakarta, 1 Januari 1982

Hari ini keluargaku bertambah satu. Peri mungil, buah cinta kami telah lahir. Aku ingin memberinya nama Atika Aniswana. Semoga anak ini menjadi anak yang tegar. Aku akan merawat anakku sebaik mungkin. Aku nggak ingin dia harus kehilangan sosok ibu dalam hidupnya. Aku ingin dia bahagia, walaupun dia seorang anak yatimRounded Rectangle: Jakarta, 1 januari 1983

Tak terasa sudah satu tahun aku tidak menulis buku harian ini. Hari ini anakku, Tika ulang tahun yang ke-satu. Aku ingin memberikannya sesuatu yang istimewa. Aku ingin mengajaknya ke makam ayahnya. 
Selamat ulang tahun tika, maafin bunda, bunda belum bisa bahagiain tika. Bunda sayang banget sama tika.             Akhirnya Tika mengambil beasiswa itu. Tika berangkat menuju Jakarta diantar oleh mang Udin. Ternyata buku harian pemberian almarhumah bunda Tika ketinggalan di laci kamar mereka berdua. Tanpa sengaja Asya menemukannya. Lembaran demi lembaran dia buka buku itu. Asya mulai membaca buku harian pemberian almarhumah bunda Tika. Tulisan tangan almarhumah bunda Tika sangat rapi dan indah. Di dalam buku itu terdapat batas buku yang terletak di tengah-tengah buku, yang memisahkan antara catatan almarhumah ibunda Tika, dangan catatan Tika.










 




















Setelah selesai membaca buku harian itu, tanpa sadar Asya menangis terharu membaca betapa sayangnya almarhumah bunda Tika kepada anaknya.
Sudah 2 tahun Asya dan Tika tinggal di kota yang berbeda. Tentu saja mereka sangat rindu anatar yang satu dengan yang lain. Tika berniat mingirim surat kepada Asya, berharap semoga Asya terbihur…..
Horizontal Scroll: Jakarta, 20 Desember 2000
Untuk saudaraku yang sangat cantik Asya J 

Asya… aku kangen banget sama kamu……. 
Kamu adalah matahariku. Kamu adalah bagian dalam jiwaku. Doa’ku selalu bersamamu. Tuhan tolong jaga saudaraku. Aku akan menjadi bagian dari tubuhmu. Aku akan menjadi kakimu yang akan menuntunmu kejalan yang benar. Aku akan selalu bersamamu. Aku janji tahun baru nanti aku dan ayah akan pergi ke Bandung. Aku juga sangat rindu sama kalian semua. Jangan nakal yaa :P 
        Salam sayang saudaramu Tika J 









“ hahahahaha iya… aku pasti akan menunggumu…” ucap Asya.
Tanggal 30 Desember Ayah, Tika, dan mang Undin pulang ke Bandung seperti janji Tika, akan merayakan tahun baru bersama. Tika memeluk Asya erat. Seolah-olah tak ingin melepaskannya. Ayah memberikan Asya sebuah kaki palsu untuk membantunya berjalan.
“ nah sempurna….. “ kata Tika
“ aku nggak sempurna Ka, ini Cuma kaki palsu.” Kata Asya
“ kaki ini memang hanya kaki palsu sya, tapi kaki aslimu yang akan menopangmu kemanapun kamu pergi adalah aku. Karenamu aku bisa sekolah di SMA favorite. Karenamu aku bisa memiliki keluarga. Kau pahlawanku wahai sahabat, saudara, keluargaku sya J “ ucap Tika
“ baiklah…. Terimakasih juga. Aku ingin pergi ke tempat dimana kita menemukan pelangi dan membuat harapan bersama. Temani aku ke sana. Sudah tiga tahun kita tidak ke sana.” Pinta Asya.
“ apapun akan aku lakukan “ kata Tika.
            Dengan susah payah Tika membantu Asya pergi untuk ketempat dulu mereka tersesat dan menemukan kitty dan merpati. Asya dan Tika menggali tanah tempat mereka mengubur harapan mereka berdua. Di tengah perjalanan raut wajah Asya berubah. Mukanya pucat, bibirnya menjadi merah dan terbatuk-batuk. Tika memutuskan mengajak Asya pulang. malam harinya ayah telah membeli banya kembang api. Tika membantu Asya untuk duduk di sebelahnya. Asya dan Tika telah duduk di depan teras rumah. Pesta kembang api dimulai. Entah kenapa sejak bertemu Asya di dalam hati Tika terdapat sebuah ganjalan.
“ aku sayang ibu………. Sayang ayah.. sayang Tika….” Ucap Asya pelan dan lemah.
Tika tidak sadar akan ucapan Asya. Asya tertidur di bahu Tika dengan lemah. Senyum manisnya terukir di wajahnya. Senyumnya adalah ekspresi terakhirnya. Hingga pesta kembang api hampir selesai Tika belum menyadari apa yang terjadi.
“ Asya.. kamu laper nggak? Mau aku ambilin jagung bakar?” Tanya Tika…. Hening tidak ada jawaban
“ Sya? Kamu capek ya? Mau tidur? Mau aku anterin ke kamar?” Kata Tika…. Masih hening tidak ada jawaban.
            Nafas Tika mulai memburu. Dadanya sesak terpenuhi udara. Rasa takut bercampur khawatir mulai melanda dirinya. Saat Tika menoleh ke bahunya.. ya ternyata benar. Asya telah tertidur. Tidur untuk selamanya. Ekspresi terkahirnya melambangkan kesunyian dan ketenangan. Semua keluarga berkumpul untuk melepas kepergian Asya untuk menyusul sang ibu. Tika menangis, penyesalan melanda hatinya. Dia menyesal tidak bisa menjaga dan merawat Asya setelah kecelakaan maut itu. Kondisi Tika sangat hancur. Dia berusaha bangkit dari keterpurukannya.
Kenangan berlalu……
Hari terus berganti setelah kepergian Asya……. Tahun… bulan… hingga Tika lulus kuliah dan menjadi seorang dokter.
“ Tika…” kata Ayah.“ iya yah?” Tanya Tika
“ selamat… kamu berhasil menjadi apa yang kamu inginkan “ ucap Ayah
“ iya yah, makasih. Aku bisa jadi dokter juga karena ayah dan Asya. Aku tahu Asya sudah tenang di alam sana. Motifasiku ingin menjadi dokter karena kalian semua terutama karena Asya…. Aku berharap Asya bisa bahagia setelah tau kalok Tika sudah bisa menggapai impian Tika. Selamat jalan Asya. Disini aku akan selalu merindukanmu” Kata Tika sambil tersenyum tenang.Tika memeluk ayah. Mereka memandang langit biru yang cerah.
Pesan moral:
“Walaupun orang-orang yang kita cintai telah pergi, tapi kita tidak boleh kehilangan semangat kita dan putus asa. Roda kehidupan kita akan terus berjalan walaupun kita berhenti. Jika kita tetap terbelenggu dalam keputus asaan, keputus asaan itu yang akan menghambat cita-cita kita. Ingin menjadi apa, kemana kita akan berjalan yang akan menuntunmu kejalan itu adalah diri kita sendiri”
Tamat J

BAGAIKAN SEORANG PAHLAWAN KARYA AUFA MILADYA IZZAH

PART 2

yaudah deh…” akhirnya Tikapun bangun dari tidurnya.
            Setelah Tika bangun dari tidurnya, mereka melanjutkan aktifitasnya memandikan hewan peliharaan mereka berdua, Kitty dan Merpati. Kebetulan karena hari ini hari minggu, mereka berencana akan berlibur ke tanah kelahiran Asya di jawa barat. Tika, Asya, Ayah, Ibu, dan Mang Udin segera berangkat ke tanah kelahiran Asya. Disepanjang perjalanan Asya dan Tika sangat menikmati pemandangan ala Jawa Barat yang sangat indah.
“ kamu bawa petanya kan Sya?” Tanya Tika.
“pastinya dongg” jawab Asya.

            Sesampainya di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Asya dan Tika segera bertemu saudara-saudara mereka. Bagi Tika mereka semua adalah keluarga besar Tika yang baru. Nenek mencium Asya dan cucu barunya Tika. Dengan lembut nenek memberikan mereka minuman has jawa barat es cendol, dan nasi timbel. Asya dan Tika menginap tiga hari dua malam di rumah nenek. Di dekat rumah nenek terdapat sungai yang arusnya sangat deras. Tika sangat pandai berenang dan bermain arung jeram. Sedangkan Asya kebalikannya, dia sangat takut dengan sungai yang arusnya deras. Tika mengajak Asya untuk bermain arung jeram, tetapi Asya menolak. Kitty dan merpati tidak mereka bawa.
            Malam harinya Asya dan Tika membuat jagung bakar. Mereka berdua saling berbagi tawa dan cerita. Mereka memiliki harapan yang sama. Selalu ingin bersama. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Asya dan Tika bangun, mereka sengaja bangun pagi-pagi karena ingin merasakam sejuknya udara pagi yang tidak bisa mereka dapatkan di Jakarta. Tika membawa dua buah kertas. Kertas yang satunya diberikan kepada Asya dan satunya lagi untuk dirinya.
“ tuliskan harapanmu .” kata Tika.
Asya pun tersenyum dan mengambil kertas itu dari tangan kiri Tika.






Vertical Scroll: Harapan Asya =)

Tuhan… kumohon jangan pernah kau ambil kebahagiaanku ini. Aku mohon…. Jaga Tika. Buatlah dia bahagia…. Bahagia hidup bersamaku… menjadi bagian dalam hidupku…


 












Setelah menuliskan harapan masih-masing, mereka menggulung kertas yang berisi harapan mereka dan memasukannya kedalam botol, lalu mengubur botol tersebut di area halaman rumah nenek.
“ Tika…. Apa harapanmu?” Tanya Asya.
“sesuatu yang bisa membuat kalian bahagia.” Jawab Tika.
“ Tika, apa aku boleh bertanya sesuatu….” Tanya Asya.
“ Tentu..” Jawab Tika.
“ kenapa kamu ingin menjadi seorang dokter?” Tanya Asya.
Tika mendesah pelan. Rasanya seperti ada beban di hatinya yang sangat berat. Yang sampai sekarang belum bisa dia lupakan. Benteng pertahanan di hatinya kini mulai runtuh. Pikirannya melayang, mulai kembali kemasa lalu. Masa-masa ketika sang bunda tercinta sakit keras dan pada akhirnya harus meninggalkannya yang pada waktu itu masih berumur 5 tahun. Kini dadanya sesak terpenuhi udara. Matanya mulai berair. Pipinya bersemu merah. Raut wajahnya berubah tegang.
“ aku…… ingin menyembuhkan orang yang kucintai. Dulu….. bunda sakit keras. Sampai sekarang ini penyakit bunda masih tidak ditemukan obatnya. Sebenernya ada obatnya…. Tetapi harganya sangat mahal. Penyakit bunda sangatlah ganas. Bunda terkena penyakit gagal ginjal. Kedua ginjal bunda hampir tidak berfungsi. Dulu kami tidak memiliki uang untuk cuci darah. Akhirnya bunda menghembuskan nafas terakhirnya saat aku masih berumur 5 tahun. Aku ingin menjadi bagaikan seorang pahlawan sepertimu…… dan seperti bunda. Kamu telah menolongku hingga aku bisa sekolah lagi. Bunda telah merawatku, padahal dirinya sendiri sedang sakit parah. Aku ingin menolong orang-orang yang aku sayangi, dan aku cintai. Sekarang keluargaku adalah kamu, ayah, ibu, nenek, dan semua keluarga besar ini. Aku ingin menjaga kalian seperti kalian menjagaku. Aku ingin melindungi kalian seperti kalian melindungiku. Aku ingin menolong kalian seperti kalian menolongku. Aku sangat bersyukur, tuhan telah memberikan semua ini kepadaku. “ isak Tika yang kemudian Asya memeluknya dengan hangat.
            Sore ini mereka pulang ke Jakarta. Asya dan Tika tentunya tidak mau pulang, mereka masih betah tinggal di kota Bandung yang kaya akan kuliner, alam, dan tempat wisatanya. Perjalanan mereka tidak terlalu lancer karena mereka dihadang kabut di sepanjang perjalanan. Perjalanan dari Bandung ke Jakarta memakan waktu 6 jam. Di sepanjang perjalanan ayah, ibu, Asya, dan Tika bercanda has candaan suatu keluarga. Sampai di daerah Nagrek, Jawa Barat, hujan deras mengguyur daerah tersebut. Pandangan mata yang tertutup kabut dan hujan deras menghalangi jarak pandang seorang pengendara. Tanpa sadar tiba-tiba stir mobil yang mereka naiki tergelincir dan oleng masuk ke dalam jurang. Kondisi Asya, Tika, Ayah, Ibu, dan mang Udin sangatlah parah. Tika berusaha bangun keluar dari mobil yang terguling dan berusaha mencari bantuan. Tangan kanan Tika patah. Dia berusaha mencari bantuan sambil menahan sakit. Dia sudah berjanji pada Asya akan menolong dan melindungi keluarga barunya itu.
            Warga mulai berdatangan. Berusaha mengeluarkan korban yang masih terdapat di dalam mobil Nisan Grand livina tersebut. Saat di temukan kondisi ibu sudak tak bernyawa. Tika sangat terpukul mengetahui hal itu. Lagi-lagi ia harus kehilangan peran sang ibu untuk yang kedua kalinya. Asya, ayah, dan mang udin belum sadarkan diri. Mereka segera dibawa ke rumah sakit terdekat di daerah itu. Tika juga ikut di obati oleh para dokter karena kondisi tangannya yang patah. Baru saja menikmati kebahagiaan dan merasakan hangatnya keluarga, tetapi Tika sudah mendapatkan cobaan dari tuhan. Keadaan ayah tidak terlalu buruk. Ayah hanya mengalami gagar otak. Sedangkan mang ujang hanya lecet-lecet dan memar-memar di sekujur tubuhnya. Tika tidak sanggup melihat kondisi Asya. Kaki kiri Asya remuk dan harus diamputasi.
“ ya Allah tabahkanlah hambamu ini” Ucap Tika berusaha menabahkan dan menghibur diri sendiri.
            Di dalam hati Tika dia sangat gelisah. Dia takut akan gangguan pesikologis Asya yang mungkin akan memburuk karena setelah dia tahu kondisi tubuhnya sekarang ini. Ditambah lagi dia harus kehilangan sosok ibu yang paling dekat dengannya. Sampai siang ini Asya belum sadar. Terpaksa proses pemakaman almarhumah ibu mereka di lakukan tanpa Asya. Tika memilih tidak ikut ke pemakaman, dia lebih memilih menjaga Asya. Lagi-lagi pikirannya melayang ke masa lalu, saat almarhumah bundanya di makamkan. Tika hanya bisa menangis dan menutup kupingnya karena seolag-olah mendengar jeritan kesakitan yang dirasakan bundanya. Tika menunduk tegar. Berusaha kembali membangun benteng pertahanan di hatinya. Berusaha kuat dan membangun kembali semangat hidupnya.
“ ibu…. Ayah… Tika…..” kata Asya lemah dari atas tempat tidur.
“ Asya…… maafkan aku…aku tidak bisa menjaga kalia dengan baik.” Kata Tika. Kini armatanya mulai mengalir deras.
“ maksudnya? Hah? Apa ini? Mana kaki ku? Tika…. Kakiku kenapa? Ibu mana? Ayah mana? Tika kumohon jawab pertanyaanku.” Tanya Asya yang hampir menangis.
“ ibu…….”
            Tika segera memanggil suster rumah sakit setempat dan minta tolong menaikan Asya ke atas kursi roda. Tika mendorong kursi roda itu dengan lemas tak berdaya. Kini hatinya terguncang. Balok-ddemi balok benteng pertahan hatinya mulai dia susun baik-baik. Dia tidak ingin menangis di depan Asya. Dia tidak ingin membuat Asya sedih. Sesampai depemakaman para pelayat sudah sepi. Hanya ada ayah dan mang Udin. Ayah duduk tersimpuh memagang batu nisan istri tercintanya. Menangis. Asya berusaha ingin turun dari kursi roda. Tetapi dia sadar. Sekarang dia sudah tak seperti dulu. Manusia memang tidak ada yang sempurna. Ayah menghampiri kedua putrinya. Memeluknya erat-erat seolah-olah tak ingin kehilangan orang tercintanya. Hari ini adalah hari yang sangat pahit bagi Asya dan ayah. Bagi Tika ini adalah yang kedua kalinya.
            ayah mendorong kursi roda putrid tercintanya, Asya. Ayah memutuskan akan memindahkan sekolah mereka berdua kebandung karena takut jika di Jakarta tidak ada yang akan mengurus mereka berdua karena sibuk. Kondisi pesikologis Asya sangat hancur.

BAGAIKAN SEORANG PAHLAWAN KARYA AUFA MILADYA IZZAH

PART 1

“ kemarin kita masih bersama, merawat kitty dan merpati ini bersama. Ternyata sekarang kamu telah benar-benar pergi meninggalkanku……. Pahlawanku…. Sahabatku… saudaraku….” isak Tika.
            Buku-buku berserakan di kamarnya. Foto-foto persahabatan, persaudaraan mereka bertebaran dimana-mana. Kenangan itu masih terngiang-ngiang. Penyesalan itu masih belum hilang. Rasa sedih yang sangat mendalam masih dirasakannya. Persahabatan mereka sangatlah manis. Banyak perbedaan diantara mereka tetapi mereka saling belajar memahami diri mereka. Persahabatan mereka dimulai 13 tahun yang lalu. Pada saat itu Tika dan Asya masih berumur 8 tahun.
13 tahun yang lalu, terbang ke masa lalu
            Tika berjalan di lorong sekolah. Berharap ia bisa mencatat pelajaran hari ini. Sambil masih membawa kaontong mulungnya ia masuk ke dalam kelas yang sudah biasa ia masuki secara diam-diam untuk belajar. Tika adalah seorang anak yatim piatu yang harus membiayai hidupnya sendiri. Semangat belajar Tika sangat tinggi. Dia bercita-cita ingin menjadi dokter. Dia ingin menyembuhkan orang-orang yang dia sayangi. Uang hasil mulungnya sehari-hari tidak cukup untuk membayar sekolah. Pada saat itu Tika sedang mencatat pelajaran hari itu. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang akan masuk ke dalam kelas.
“ haiii…… aku tahu kalau setiap hari kau selalu kesini untuk mencatat pelajaran di kelasku kan? Nggak papa kok. Kamu nggak usah takut. Oh ya.. namaku Asya.” Senyum Asya.
“benarkah? Makasih… emmm.. namaku Tika” jawab Tika.
            Sejak saat itu persahabatan mereka dimulai. Secara diam-diam Asya mendaftarkan Tika kedalam sekolah.
Sejak saat itu mereka selalu bersama. Sejak saat Asya menemukan Tika dalam kesunyiannya itu. Mereka selalu bersama. Perbedaan diantara mereka berdua memang ada. Asya ingin Tika tinggal bersamanya, tapi Tika menolak. Ternyata dibalik kecerian Asya, dia sangat kesepian. Tak disangka ternyata tuhan mengijinkan Tika tinggal bersama Asya karena keeseokan harinya gubuk tempat Tika tinggal di gusur oleh pemerintah. Mau tak mau Tika akan tinggal bersama Asya.
“ terimkasih… kamu telah menolongku lagi.” Ucap Tika
“tentu… aku akan terus menjadi pahlawan mu sahabat” jawab Asya.
            Mereka bagaikan anak kembar. Suasana di rumah Asya menjadi ramai dan gembira. Tidak sunyi bagaikan rumah tak berpenghuni. Rumah Asya sangat besar. Di dalam rumahnya terdapat 1 buah kolam berenang, gazebo, taman bunga, dll. Tika sangat kagum melihat rumah yang dimiliki oleh Asya. Seminggu sudah Asya dan Tika tinggal bersama. Tika sangat senang. Kemanapun Tika pergi ia selalu membawa buku pemberian almarhumah ibunya. Buka catatan ibunya dan sekarang menjadi miliknya. Tika belum pernah menulis satupun kata dibuku itu. Dia hanya ingin menuliskan yang penting-penting saja dalam hidupnya.
Hari ini adalah hari kelulusan mereka berdua. Mereka akan melanjutkan ke SMP Pelita. Setelah Tika tinggal di rumah Asya, seminggu kemudian orang tua Asya mengangkat Tika menjadi anak angkatnya. Hari-hari mereka jalani bersama kitty dan merpati. Pada saat itu Tika dan Asya sedang bermain diluar rumah. Pada saat itu langit sudah mulai gelap dan hampir hujan. Akhirnya mereka berniat ingin kembali ke rumah. Tetapi Tika dan Asya lupa jalan pulang menuju rumah mereka. Mereka terus berjalan menuju rumah. Hingga pada akhirnya mereka tersesat. Hujanpun turun dengan deras. Asya dan Tika berlindung dibawah pohon besar. Terdengar suara jeritan seekor kucing. Ternyata ada anak kucing yang kehujanan. Badannya penuh lumpur dan basah kuyup. Asya segera mengambil anak kucing itu. Dia handuki bulu anak kucing itu menggunakan syal kesayangannya. Asya sangat suka binatang. Dia seorang penyayang binatang. Tika menengok ke atas pohon. Ternyata di pohon itu terdapat rumah pohon. Tika segera mengajak Asya untuk naik ke atas pohon. Tika membawa kucing itu keatas juga. Sebenarnya Tika alergi pada kucing.
“ ASYAAAAA………… TIKAA……….. DIMANA KALIAN NAK?” terdengar suara terikan ayah.
“ AYAH……….. ASYA SAMA TIKAA DISINII…” jawab Asya
Tidak lama kemudian ayah dan mang Udin datang menjemput Asya dan Tika. Setelah itu Asya, Tika, Ayah, dan Mang Udin pulang ke rumah. Kucing dan burung merpati yang mereka temukan juga ikut dibawa pulang. Mereka berdua berjanji akan merawat merpati dan kucing tersebut bersama-sama. Sesampainya di rumah, Asya dan Tika mandi membersihkan tubuhnya yang penuh lumpur. Setelah itu mereka bermain dengan kitty kucing yang tadi mereka temukan.
“Asya… kita obati dulu yuk merpati ini. Kasihan… sayapnya patah. Hahsyim…. Hasyim…” ucap Tika sambil bersin-bersin karena alergi terkena bulu kucing.
“iya…… kamu nggak apa-apa ka? Kok bersin-bersinnya belum sembuh juga?” Tanya Asya dengan raut wajah kawatir.
“ aku nggak apa_apa kok.” Jawab Tika.
Jam telah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Asya dan Tika segera tidur. Asya dan Tika tidur dalam satu kamar. Mereka seperti tidak mau dipisahkan. Sebelum tidur Tika mengambil buku harian pemberian almarhumah ibunya. Dia berniat menuliskan pengalaman yang telah dia lalui bersama saudara barunya……… Asya.
Rounded Rectangle: Jakarta, 11 September 1990

Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan. Aku dan saudara baruku pergi ke suatu tempat yang sangat indah. Disana ada danau, sungai yang sangat jernih, rumah pohon dan lain-lain. Bunda…. Terus terang aku sangat rindu sama bunda. Semoga bunda bahagia di alam sana. Bunda jangan mengkhawatirkan aku. Aku di sini hidup bahagia. Merasakan manisnya memiliki saudara, dan keluarga yang sangat menyayangiku. Bunda… sekarang aku memiliki ibu dan ayah. Walaupun kami tidak sedarah tetapi mereka sangat menyayangiku. Bunda, saudaraku yang baru namanya Asya. Anaknya cantik, baik, suka menolong, dan lain-lain. Dia yang menyekolahkanku dan hingga aku bisa tinggal dirumah mewah ini. Aku harap bunda juga bisa merasakan betapa baiknya Asya. Bunda, aku sangat ingin mengajak bunda ketempat yang aku temukan bersama Asya. Kami punya hewan peliharaa yang akan kami rawat berdua. Namanya Kitty dan Merpati. Sudah dulu ya bunda, semoga bunda bisa tau apa yang aku tulis. =) 

hhh












“ hoaaahhh……… nagntukk “ desah Tika. Setelah itu Tika menyusul Asya untuk tidur.
Keesokan harinya……
            “ Tikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa bangunnnnn!!!!!!!!!!!” kata Asya sambil berusaha membangunkan Tika.
“ apa sih Sya? Aku masih ngantuk banget nih. “ Jawab Tika lalu kembali Tidur.
“ihh jangan males dong. Ayo cepet bangun! Kita harus mandi-in Kitty dan merpati” ucap Asya yang masih berusaha membangunkan Tika.

Senin, 24 Oktober 2011

I LOVE YOU MOM :*

           bagiku kasih sayang orang tua kepada anaknya nggak ada tandingannya. terutama seorang ibu. dia yang menjaga buah hatinya sampai dia sudah kembali kepada tuhan. dia rela mati demi buah hatinya. apapun akan dia lakukan asalkan anak mereka bahagia. hari terus berlajut, detik, menit, jam, hari, bulan, tahun mulai berganti. kini mereka mulai tua. kondisi tubuhnya mulai lemah. sekarang kitalah yang arus merawatnya. kita harus menjaganya, merawatnya, membahagiakannya seperti mereka menyayangi kita dulu. kini kondisi tubuhnya mulai memburuk. dia mulai sakit keras. air mata mulai mengair di pipiku. aku takut. aku takut kehilangan orang yang paling kucintai di dunia. aku tak sanggup hidup tampanya.
               kini semangat hidupnya mulai menurun. dia mulai pasrah akan penyakit yang dideritannya. aku hanya ingin mama dan papa bisa kembali sehat. sekarang waktunya aku membahagiakannya. apapun aku lakukan. akan aku pertaruhkan nyawaku untuk mereka. dulu mereka merawatku dengan susah payah. mereka bekerja keras untuk memberikan aku segelas air susu. mama melahirkanku dengan mempertaruhkan nyawanya. tuhan.... jika memang yang terbaik mereka harus kembali kepadamu.... aku akan mencoba untuk mengikhlaskannya. tuhan..... aku rela mempertaruhkan nyawaku demi mereka.
                        sekarang, rasanya aku melihat orangtuaku bagaikan bayi...... secara fisik, tubuh mereka sudah sempurna layaknya manusia dewasa, bahkan rambutnya telah memutih. tapi.. dia membutuhkanku. membutuhkan kasih sayang seorang anak kepada ibunya. membutuhkan sentuhan, kehangatan orang-orang tercintannya. kini aku tahu. betapa berat mereka merawatku. kadang mereka menangis layaknya seperti seorang bayi. kadang mereka pup tanpa sadar. 
                       aku menangis. memohon ampun kepada-Mu. betapa banyak dosa dan kesalahn yang telah kubuat. kadang aku membuat marag kedua orangtuaku. kadang aku membuat mama menangis. sekarang...... aku hanya berharap.. " tuhan...... berikanlah yang terbaik untuk orangtuaku. seandainya kematianlah jalan yang terbaik. ku mohon..... tolong pertemukan kami di surga-Mu yang indah itu......."